Dua minggu yang lalu sepanjang weekdays saya berada di Semarang. Sore hari after office hour diisi dengan sedikit berkeliling kota Semarang, mencoba icip-icip kuliner di Semarang yang tekenal lezat. Sumber referensi kuliner kali ini selain hasil membaca review di beberapa majalah, juga atas rekomendasi teman-teman dan nanya kanan kiri.
Senin
Pagi tiba di Semarang, menitipkan barang-barang di Hotel kemudian mencoba sarapan Soto di sebuah warung Pindang Kudus dan Soto Sapi di Jl. Gajahmada Semarang, berada diseberang jalan Hotel Gumaya. Semangkok kecil soto seharga Rp 9.000,- Rasanya enak, mantab rasa-nya pagi-pagi sarapan soto. Agak sulit menemukan penjual soto yang buka pagi hari di Jakarta dan Bandung.
Sore hari setelah selesai kelas, saya dan teman langsung cabs menuju
Simpang Lima, yang merupakan landmark kota Semarang, sambil menunggu waktu berbuka kami menghabiskan waktu di Citraland, dan kemudian melanjutkan perjalanan menyusuri bunderan simpang lima, demi untuk menemukan
Pecel Yu Sri yang tersohor itu, sebenarnya sempat 'galau' dengan
Pecel Mbok Sador, tapi diputuskan untuk tetap mencoba Pecel Yu Sri sesuai dengan tujuan pertama.
Buat yang kebingungan mencari lokasi Pecel Yu Sri karena Pujasera Simpang Lima sungguh sangat panjang mengitari bunderan simpang lima, Pecel Yu Sri berada di Simpang Lima yang lokasinya dekat dengan Jl.Erlangga, posisinya di kios paling Pojok.Pecel Sri ini rasanya enak, lauk-nya cukup beragam. Seporsi nasi pecel + telur ceplok + dadar jagung + es jeruk worth to Rp 11.000,-
Selasa
After office, tujuan pertama menuju
Kota Tua, mungkin hampir setiap ke semarang icon ini harus dilewati, selain bangunan Belanda kuno yang sangat cantik, lokasi kota tua ini berada di dekat dengan stasiun. Icon di Kota Tua yang tersohor adalah
Gereja Blenduk, Gereja ini merupakan Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah. Dari kota tua tujuan berikutnya adalah
Lawang Sewu, yang ternyata tidak dibuka untuk umum, jadi kami harus puas dengan melihatnya dari depan saja.
Selanjutnya perjalanan di lanjutkan menuju
Marina, merupakan kawasan pantai di Semarang, lokasi yang kami singgahi berada di perumahan villa marina, melewati perumahan elit hingga tiba di laut lepas, tidak ada pantai di Marina, bebatuan karang bertumpuk dan tembok beton sepertinya untuk membendung air masuk ke daratan, terlihat air laut lebih tinggi dari daratan Semarang, diseberang jalan dari lepas ini tepat terdapat rumah mewah kawasan villa marina dengan view Laut Jawa. Dari Pantai Marina kita bisa melihat pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Lelah berkeliling melihat icon-icon kota Semarang, kami memmtuskan untuk makan malam di
Bakmi Jawa Gareng, lokasinya di Jalan Wot Gandul Dalam 173, tidak begitu jauh dari hotel tempat kami menginap. Kalau dari simpang lima, menuju Jl Gajahmada, belokan ke-empat ke kanan, mengikutin jalan sampai ketemu yang namanya Bakm Jawa Gareng. Bakm Jawa ini sangat terkenal di Semarang karena rasanya, banyak foto-foto tokoh Indonesia yang pernah makan disini. Saya memesan Bakmi godok, rasa kuah-nya sedap..dan saya sempat mencicip bakmi goreng teman saya yang rasanya juga tidak kalah lezatnya. Jika saya tidak terlalu kenyang mungkin saya akan memesan keduanya. Harga Bakmi Jawa per porsi +/- Rp 9.000,-
Rabu
After office kembali ke kamar dan telpon reseptionis, dan disambungkakn ke shuttle service, ceritanya 'mo nyobain fasilitas free shuttle ke salah satu mall tujuan, Paragon Mall. Sebenarnya request saya diluar jam operasi, tapi sungguh baik pelayanan
Gumaya Hotel Semarang, mereka menyediakan shuttle yang penumpangnya cuma saya se-orang. Ternyata memang dari hotel ke mall sangat dekat, bahkan masih walking distance. Cuci blow di Johny Sales, satu-satunya salon yang saya temui, padahal ternyata ada salon lain yang berada satu lantai dengan hypermarket disana.
Lanjut setelah beres Mall-ing dan sedikit urusan keluarga, kembali ke Hotel dan gabung sama temen-temen untuk makan malam di
Ayam Goreng Lombok Ijo di Jl.Gajahmada. Setiap ke Semarang pasti mampir di tempat makan ini, mungkin karena ini referensi pertama teman saya pada saat pertama kali ke Semarang, dan sebegitu iklan kuliner-nya. Rasa-nya bagaimana? Rasanya enak,0 Lombok ijo-nya sendiri tidak telalu pedas, jika ingin sensasi lebih pedas dan mantab disarankan untuk memesan ayam bakar dan sambal bawang, rasa bumbu ayam bakarnya meresap sampai kedalam. Harga Sepotong ayam sekitar Rp 8.000,-an. ngga mahal bukan?
setelah kuliner ayam goreng lombok ijo, perjalanan dilanjutkan menuju
Pandanaran, nama jalan pusat oleh-oleh semarang lokasnya disalah satu ruas jalan di simpang lima. Tujuannya adalah
Bandeng Juwana, berhubung jadwal pulang saya masih jumat malam, jadi saya tidak membeli oleh-oleh, tapi saya jajan
Lumpia Mbak Lien, yang terkenal enak itu. Untuk harganya jangan ditanya, Rp 10.000,-/pcs, tapi menurut saya sesuai dengan rasanya yang benar-benar enak itu.
Bandeng Juwana memiliki layanan delivery, cukup dengan menelpon ke nomor 0248311488, petugas akan mengirimkan pesanan anda ke tempat dan sifatnya CoD. menarik bukan?
Kamis
After office no idea dan ngga pengen makan jauh-jauh, jadi kita nyobain warung sate yang berada disepajang Jl. Gajahmada yang dekat dengan Jl.Pemuda, walking distance dari hotel. Menyusuri kawasan per-sate-an cukup bingung memilih yang mana..karena tidak ada indikasi warung mana yang ramai dan pantas di coba. Kami berjalan hingga ke ujung Jl. Gajahmada, dan menjumpai stand Pecel Mbok Sador di Jl Gajahmada. Sambil memilih-milih warung sate yang akan kita coba, saya mencoba mencicipi
Pisang Plenet Khas Semarang, Pisang plenet ini merupakan pisang kepok yang sudah dibakar dan di'plenet' (di-penyet), kemudian diberi flavor seperti parutan keju, taburan meses, selai strawberry/blueberry dan sebagainya, setelah disisipkan flavor pisang kembali dibakar, tujuannya supaya lebih hangat dan nikmat. Kisarang harga pisang plenet ini Rp 3.000 - 4.000/pcs tergantung rasa yang dipilih.
Pencarian warung sate akhirnya berakhir di
Sate Pak Slamet, Lokasinya tepat diseberang Hotel Quirin, Untuk rasa menurut saya cukup, tidak terlalu mengecewakan, tapi mohon berhati-hati bagi pada saat membayar, malam itu setelah selesai makan kami menanyakan bill dan dijawab saja dengan Rp 176.000,- untuk lima orang dan kami pun sontak kaget karena belum pernah selama di Semarang, apalagi untuk sate kaki lima, masa iya lebih mahal dibandingkan ayam lombok ijo yang lebih nge-resto (at least ngga lesehan didepan toko orang seperti sate ini kan). Kamipun meminta rincian pesanan kami, dan memang ternyata tidak semahal yang mereka sebutkan, mungkin ini yang menjadikan sate-sate tersebut tidak begitu ramai. FYI, Sate ayam (daging saja) Rp 11.000/10 tusuk, Sate telur Rp 3.000/tusuk, Lontong Rp 4.000,- .
Jumat
Half day class, after Lunch, mandi-mandi dulu dan persiapan check out, setelah beres check out dan menitipkan barang di concierge. Perjalan hari terakhir di Semarang di mulai, pertama menuju
Kampung Batik di dekat bunderan bubakan, tidak jauh dari stasiun kota Semarang, gang-nya berada disamping Hotel Djuwita, di depan gang tertulis "Sentra Batik Semarangan", disini merupakan pusat pembuatan batik semarangan.. Motif khas batik Semarang adalah asam, knapa asam? sepertinya ada kaitannya dengan asal muasal nama kota Semarang yang berarti aSEM'e ARANG-arang (asem-nya jarang). Motif khas lainnya seperti burung blekok, tugu muda dan lawang sewu. Terdapat beberapa toko batik rumahan, yang paling besar, rame dan banyak barangnya berada di rumah yang mepet dengan dinding gang buntu. Harga batik cap pabrik sekitar Rp 60.000-an, batik kombinasi cap Rp 80.000 s/d 135.000,- dan batik tulis start from Rp 200.000,-an.
Setelah selesai menyusuri kampung batik semarang, sekarang saat-nya membeli oleh-oleh khas semarang, yang pertama adalah
Wingko Babad cap Kereta Api D.Mulyono, lokasinya berada di Jl Cenderawasih. Wingko babad ini merupakan wingko babad pertama di Semarang, meskipun tidak aseli Semarang, wingko ini dibuat oleh seseorang yang berasal dari Babad - Jawa Timu tetapi tinggal di Semarang. Kalo soal rasa tidak perlu diragukan lagi, enak sekali, beda dengan wingko-wingko lainnya. Wingko disini terdapat ukuran, wingko mini, satu box berisi 25pcs wingko dengan 5 varias rasa (original, coklat durian, nangka dan pisang), harga satu box wingko mini Rp 39.000, Ada juga wigko ukuran standard, terdapat 5 varian rasa seperti wingko mini, untuk wingko ukuran standard bisa dibeli bijian, jadi tidak harus satu box seperti wingko mini.
Perjalanan di lanjtkan menuju Jl. Pandanaran, Toko
Bandeng Presto yang lokasinya tepat di penkolang, tidak jauh dari Bandeng Juwana. Saya sih lebih pas taste-nya dengan Bandeng Presto disini, rasa dagingnya lebih enak dan terlihat lebih segar.Toko Bandeng Presto juga relatif tidak terlalu ramai seperti tetangga sebelahnya, mungkin karena varian jenis oleh-oleh yang dijual tidak sebanyak toko sebelah. Harga bandeng presto vacuum Rp 65.000/kg dan bandeng presto biasa Rp 60.000kg, dan ternyata lebih murah. Pas banget lebih enak dan lebih murah.
Di tengah jalan dari presto menuju
Lumpia Mbak Lien, saya sempat tergoda dengan lumpia yang ditawarkan dengan harga Rp 4.000,- saja, ternyata lumpia yang ditawarkan ukurannya lebih kecil, dan ketika saya mencoba merasakan, rasanya tidak terlalu enak, rebungnya masih keras dan seperti bambu, lain dengan isi dalam lumpia mbak lien yang lembut dan lezat. Untuk lumpia ukuran yang sama harganya tidak jauh berbeda hanya bebeda Rp 1.000,- saja, jadi lebih baik memilih yang sudah jelas enak saja.
-5 hari di semarang, sukses menaikkan berat badan, karena makan malam berlebihan-